Maaf, bahasa Indonesia. Tapi stil leh faham, jangan risau :)
Ibu Over Hati-hati, Bayi Penakut!
Sumber: http://keluargasehat.wordpress.com/2009/09/07/ibu-over-hati-hati-bayi-penakut/
Posted September 7, 2009 by luchan in KEHAMILAN.
“Saya bingung, sejak hamil lagi istri saya serba takut mau ngapain-ngapain. Hanya di tempat tidur. Malah diajak berhubungan intim saja nggak mau. Pokoknya serba hati-hati dan takut melakukan apa pun. Padahal kata dokter nggak apa-apa, lho,” cerita seorang reporter sebuah televisi swasta yang tak mau disebut namanya. “Eh, itu berpengaruh nggak sih sama janin?” tiba-tiba ia balik bertanya.
Tindakan ibu hamil yang harus ekstra hati-hati, sebenarnya hanya lantaran ketakutan terjadi sesuatu pada bayinya jika ia melakukan berbagai kegiatan atau makan makanan tertentu. Ini bisa jadi karena ibu memiliki pengalaman yang tak bagus pada kehamilan sebelumnya (traumatik), seperti pernah mengalami keguguran atau ‘tersugesti’ berbagai pantangan yang dikatakan orang-orang tua. Atau mungkin juga karena kepribadian ibu memang pencemas.
Jika tanpa indikasi medis – seperti riwayat keguguran berulang atau komplikasi kehamilan – sesungguhnya ibu hamil bisa menjalani kehidupan kehamilannya secara normal. Bekerja di kantor, boleh; makan apa saja, tak ada pantangan asal tak berlebihan; berhubungan intim dengan suami, silakan, dsb.
Malah, menurut spesialis kebidanan dan kandungan Nining Hadiyanti, terlalu hati-hati, serba takut kalau-kalau kegiatannya akan mengganggu janin, justru berpengaruh pada janin. “Bukan hanya gizi, stimulus luar atau penyakit yang dapat mempengaruhi janin, juga kondisi emosi ibu,” tegasnya.
Ibu yang memiliki kecemasan berlebihan yang ditandai dengan tindakan ekstra hati-hati, menurut penelitian, perilakunya dapat menurun pada bayi yang dikandungnya. Ingat kan Bu, jika kita takut untuk melakukan sesuatu, pasti jantung berdebar lebih kencang, dan itu dirasakan janin. Selain itu, ketika kita cemas dan ketakutan, oksigen jadi terhambat, terus mengganggu aliran darah ke seluruh tubuh termasuk ke janin. Karena kekurangan pasokan, janin pun ikut gelisah.
Bagaimana setelah si kecil lahir? Menurut psikolog Henny Eunike Wirawan, M.Hum., bayi yang gelisah karena ibunya serba ketakutan, besar kemungkinan menjadi anak pencemas, penakut,dan cengeng. “Selain pengaruh hubungan saraf, terhambatnya oksigen, karena ikatan emosional ibu dan bayi itu sudah terbentuk sejak dalam kandungan,” jelasnya. “Maka, kalau ibu pencemas, penakut, siap-siap saja punya anak yang juga penakut atau cengeng.”
Jangan Serba Takut, Ah!
Takut begini, takut begitu, Bu, Pak. Cobalah usir dengan…
* Bapak, bantu ibu dengan menjelaskan bahwa itu ketakutan yang tak perlu.
* Lawan perasaan takut. Yakinlah bahwa kehamilan Anda normal-normal saja dan melakukan berbagai kegiatan justru membuat Anda dan bayi lebih sehat.
* Yang penting, pola makan Anda bagus. Makanan yang baik memenuhi kebutuhan Anda dan janin. Janin yang sehat dan kuat dapat Anda ‘ajak’ melakukan berbagai macam aktivitas.
* Keluarlah dari rumah, kunjungi tetangga dan teman Anda, dan bersantailah.
* Hindari gula terutama bila digabung dengan cokelat dan minuman berkafein lainnya karena dapat meningkatkan kecemasan.
Dr. Nining Hadiyanti, spesialis kebidanan & kandungan
Siapa Yang Perlu Ekstra Hati-hati?
Setiap kehamilan pasti harus dijaga dengan hati-hati. Namun pada beberapa pasien dengan riwayat tertentu harus dijaga ekstra hati-hati. Mereka yang harus lebih hati-hati:
* Pasien yang susah mendapatkan anak. Secara medis pasien yang demikian disebut infertilitas sehingga agak susah mendapatkannya. Sewajarnyalah kalau ibu demikian lebih hati-hati menjaga kehamilannya.
* Ibu dengan riwayat keguguran berulang. Pasien ini biasanya mudah hamil tapi selalu mengalami keguguran. Perlu ekstra hati-hati bahkan mungkin sampai bed rest.
* Kehamilan pertama di atas usia 35 tahun. Kehamilan itu biasanya mengandung risiko sehingga harus dijaga ekstra.
* Ibu dengan penyakit tertentu. Misalnya, yang mengidap penyakit hipertensi, diabetes, jantung, ginjal atau penyakit lainnya yang membahayakan kehamilan. Sementara itu dari sisi anak, ibu harus menjaga kehamilan bila keadaan janin placenta previa, atau ari-ari terletak di bawah.
Ibu hamil yang tak mengalami keluhan atau gangguan alias normal saja tentu tak perlu ekstra hati-hati. Hati-hati perlu, dengan memperhatikan gizi dan istirahat yang cukup.
nana..
ReplyDeletesila jwb tag akak hihi